Tuesday, 26 February 2019

BAU NYALE - Tradisi Turun-temurun Suku Sasak - Lombok


Bau nyale adalah istilah yang kerap kali digunakan oleh masyarakat suku sasak kepulauan Lombok. Dimana "Bau" dalam bahasa Indonesia artinya menangkap sedangkan "Nyale" adalah cacing laut yang tergolong jenis filum annelida.

Tradisi Bau Nyale salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan sejak ratusan tahun silam. Awal mula tradisi ini tidak ada yang mengetahui secara pasti. Namun berdasarkan isi babad sasak yang dipercaya oleh masyarakat, tradisi ini berlangsung sejak sebelum 16 abad silam.

Berbicara persoalan Bau Nyale sudah pasti akan berhubungan dengan cerita yang melegenda di ingatan masyarakat tentang Putri Mandalika. Putri yang cantik nan jelita diperebutkan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan. Putri yang terlahir dari rahim seorang permaisuri bernama Dewi seranting serta raja Tonjang Beru. Raja dan permaisuri ini amat terkenal dengan kerendahan hati serta kewibawaannya.


Begitupun dengan putri yang dilahirkannya. Rupanya warisan budi pekerti dari kedua orang tuanya itu menjadi warisan yang terpatriot dalam jiwa sang putri. Saat dewasa ia amat disegani banyak orang akibat kelembutan hati dan tutur sapa terhadap masyarakat setempat.

Sejarah Nyale bermula.

Disamping paras yang cantik dan kelembutan hati yang dimiliki putri sang raja, banyak diantara pangeran-pangeran yang berasal dari kerajaan suku sasak yang lainnya mulai mengincar Putri Mandalika untuk dijadikan permaisuri.

Ada dua kerajaan yang amat getol dalam memperebutkan sang putri yaitu kerajaan johor dan kerajaan lipur. Mereka adalah pangeran Datu Taruna dan Pangeran Maliawang, kedua pangeran ini bertekat untuk mendapatkan Putri Mandalika. Namun takdir berkata lain.

Putri Mandalika yang tidak berpihak pada kedua pangeran tersebut memilih jalan lain untuk hidupnya. Dikarenakan apabila ia memilih salah satu diantara kedua pangeran tersebut sudah pasti akan terjadi bencana besar yang mengakibatkan kerugian banyak orang khususnya masyarkat setempat.

Akhirnya jalan satu-satunya yang dipilih oleh sang putri adalah menceburkan dirinya ke laut. Dengan alasan agar bisa bermanfaat bagi orang banyak. Putri Mandalika sebelum akhirnya menjelma menjadi cacing laut ia menyampaikan pesan yang amat singkat namun syarat makna.

“Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut."

Setelah kejadian itu, tidak ada yang tahu pasti keberadaan Putri Mandalika, namun yang ada adalah ribuan cacing laut yang berwarna-warni menampakkan dirinya. Masyarakat meyakini bahwa binatang kecil berupa cacing laut ini adalah jelmaan dari sang Putri Mandalika.

Bau Nyale bagian dari Promosi Wisata

Putri mandalika yang dilahirkan pada tanggal 20 bulan 10 (penaggalan Sasak) atau awal bulan februari dalam kalender nasional menjadi momentum yang banyak dinanti oleh masyarakat pada umumnya tidak terkecuali wisatawan mancanegara.

Selain memanfaatkan pariwisata yang tidak kalah cantik pesona alamnya dengan pulau dewata itu, pemerintah setempat juga memanfaatkan moment ini sebagai ajang promosi dikancah internasional. 



Mungkin bagi warga kelahiran suku sasak yang terpenting adalah tradisi ini terus dielestarikan selain untuk memperekat solidaritas juga melestarikan kebudayaan yang sudah mengakar dari para leluhur.

Ada kebanggaan tersendiri yang hadir saat perayaan Bau Nyale ini diselenggarakan. Mengingatkan kita akan sosok Putri Mandalika yang meimilih jalan hidupnya supaya bermanfaat bagi masyarakat banyak yang hingga saat ini bisa manfaatkan ataupun dikonsumsi.

Bentuknya yang unik berwarna-warni dan cita rasa yang khas memiliki manfaat masing-masing sesuai dengan keyakinan masyarakat. Banyak yang mengaggap cacing laut jelmaan Putri Mandalika ini bisa dimanfaatkan sebagia obat-obatan, mengandung protein yang tinggi sehingga sangat nikmat dan layak dikosumsi, apalagi hanya bisa dinikmati setahun sekali. 
Tidak hanya diolah menjadi makanan pelengkap nasi saja akan tetapi banyak diantara masyarakat juga secara langsung memakan hidup-hidup Nyale tersebut.


Sebelum perayaan dimulai biasanya banyak persiapan yang dilakukan berupa ritual-ritual pembacaan do’a.  Pada Setiap rangakaian acara festival Bau Nyale, biasanya akan diikuti dengan pagelaran seni dan budaya suku sasak. Mulai dari karnaval sekaligus pemilihan kandidat Putri Mandalika, Perisaian dan Gendang Bleq. 

Adapun lokasi penangkapan Nyale ini berada di lokasi tertentu, tidak sembarang pesisir pantai. Biasanya banyak dijumpai di pesisir pantai Lombok Selatan. Seperti pantai Seger, Kuta Mandalika, Pantai Sungkin dan pantai Kaliantan.


Romantisme Bau Nyale

Setiap penyelenggaraan festival Bau Nyale, kondisi cuaca pasti akan mempengaruhi. Entah hujan yang diselimuti dingin ataupun hujan yang ditemani angin. Ya cuaca semacam ini akan kita rasakan setiap menjelang acara Bau Nyale. Bahkan kadang menjelang hari diselenggarakannya festival Bau Nyale, kondisi cuaca yang tidak bersahabat menerpa pulau seribu masjid itu. 

Namun kondisi cuaca yang seperti itu tidak menyurutkan niat dan tekad masyarakat suku sasak dalam menyelenggarakan acara tahunan tersebut.

#BauNyale
#AyoKeLombok|LombokAman
#LombokBangkit


Previous Post
Next Post

14 comments:

  1. Banyak tempat menarik dan indah di lombok. tidak cukup 1 bulan liburan untuk mengunjungi semuanya.

    ReplyDelete
  2. Betul gan..lombok emang warbiasah thanks dah mampir

    ReplyDelete
  3. Wah mantap Gan. Giman kegiatan kemarin ramai kah Gan?
    Kemarin di Sumbawa Barat nyalenya nggak mau kelaur. Hehehehehe
    Salam kenal dari Sumbawa Barat Gan

    MENDORONG KOLABORASI PT DAN PEMDA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha itu ga mau muncul diakibatkan putri mandalika ga nyampe sana nyeburnya hahh.. Alhamdulillah acara lancar n ramaiiii gan..

      Delete
  4. Mantap informasinya gan,. Indonesia memang terkenal dengan beragam suku dan budaya. Keren

    ReplyDelete
  5. saya demen nih,mengulas sejarah.nice min

    ReplyDelete
  6. mantab membahas warisan budaya indonesia

    ReplyDelete