Tuesday 21 July 2020

Sejarah Globalist Kuasai Amerika !!! Bukti Amerika Itu Negara Swasta !!! Indonesia? - Mardigu Wowiek Sontoloyo | BlogKu


13 shadow man nya Rhonald Reagan, 8 masih segar bugar di usia 70an ke atas dan 80an. Masterplan mereka legend: menjatuhkan Uni Soviet/USSR. 8 orang ini sering berseliweran ke Gedung Putih. Tampaknya mau dimintai bantuan lagi oleh Trump untuk menuntaskan permasalahan dunia yang sedang dia hadapi.
 
5 bulan lagi rezim Trump berakhir. Kecuali berhasil terpilih untuk kali kedua. Untuk itu harus menghadapi dua front: Partai Demokrat dengan Joe Biden-nya dan globalis dalam negeri; dan Cina. Globalis itu adalah Big Pharmaceutical Company (perusahaan farmasi besar dunia) yang bermain dengan WHO dan Cina juga. Partai demokrat dekat dengan globalis dan Cina sejak jaman Bill Clinton. Perlu ditekankan di sini, bahwa kaum globalis itu TIDAK nasionalis. Mereka ada di seluruh dunia di tiap negara, termasuk Indonesia. Paspornya saja yang hijau, tapi tinggalnya di Singapura, bisnisnya di Cina, banknya di New York, Amerika. Pasar bisnisnya di Eropa, kantor pusatnya di Hongkong. Dewa mereka UANG, agama mereka KAPITALISME. 

Mereka menggiring ke arah borderless country (negara tanpa batas negara) dan menjadi world citizen (warga negara dunia). Mereka tak peduli dengan kekayaan wilayah atau kekayaan orang lain. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana mengambil semuanya menjadi milik mereka sendiri. The winner takes all. Kata George F. Kennan, "We want to keep it that way forever." Yakni, Amerika mengendalikan 60% kekayaan dunia. Caranya, kebijakan luar negeri mereka yang sudah berlaku selama 70 tahun lebih dengan harapan untuk berkuasa selama 1000 tahun lagi.
 
Ternyata Cina punya ambisi yang sama. Dunia mau di-belt, diikat semua menjadi satu arah: Beijing. Ini ada dalam manifesto tahun 2017 setelah menyelesaikan "Dilema Selat Malaka" di tahun 2011. Lanjut BRI (Belt Road Innitiative) di tahun 2013. Puncaknya OBOR di tahun 2017.  
 
Dalam rapat besar partai komunis Cina yang menjadikan Xi Jin Ping presiden seumur hidup. Trump yang nasionalis berhadapan dengan Xi Jin Ping yang sama-sama nasionalis. Berawal dari sini, pada 2018, dunia menghadapi ketegangan baru: trade war (perang dagang).  

Trump memulai perang dengan tarik dolar dari luar Amerika. Perusahaan di luar Amerika ditarik balik dan memulai menendang para globalis untuk tidak bergantung kepada "global supply chain" (rantai persediaan global) di luar hegemoni Amerika (baca: Cina). Karena ini hanya akan menguntungkan Cina. Di belakang Trump, mantan pebisnis, penguasa oil dan gas, kontraktor pertahanan, dan Yahudi Marryland (Yahudi Sabatai), yang red neck rasis nasionalis. Dan nasionalis garis keras Amerika lainnya. 

Sementara, Yahudi Zabatai satunya: Yahudi Baltimore, tapi pendukung Partai Demokrat. Karena mereka globalis yang bersama dengan Wall Street.
 
Di zaman Rhonald Reagan dan George W. Bush senior, Amerika masih dalam Perang Dingin. Namun, sejak Bill Clinton booming ekonomi, ini masa keemasan kaum globalis: Bill Gates, Steve Jobs, dll. Mereka kelahiran 50-an, baby boomers. Wall Street terbentuk, dan kekuatan baru tercipta. Ketika Bush Junior naik tahta, meskipun Republikan, dia adalah anak Silver Spoon Golden Plater, anak manja yang tidak tahu cara bernegara dan sangat bergantung kepada wapresnya, Dick Chenney, yang sangat swasta karena berlatar belakang dunia oil dan gas. Di zaman ini, kaum globalis makin menjadi-jadi di Wall Street. Mereka menjadi penguasa dunia. Puncaknya adalah di masa Obama. Globalis mempunyai 80% "support system manufacture" di Cina. Itulah mengapa secara alami Partai Demokrat dekat dengan pemimpin Cina saat ini, Xi Jin Ping.  

Nah, kenapa Cina?
 
Di tahun 1989, Cina mulai maju dan tahun 90-an, 10 tahun setelah Cina membangun dasar pondasi manufaktur industrinya, Cina baru ngegas. Itulah tahun Clinton berkuasa.
10 tahun pertama menggunakan strategi Renmimbi DN, Yuan LN.
 
10 tahun membangun basis manufaktur dalam negeri dengan strategi imitating, meniru, menduplikasi, plagiarizing! Semua ditiru. Yang membuat bangsanya menjadi terampil. Di masa ini lah, Trump memindahkan pabrik-pabrik globalis dari Cina atas nama efisiensi. Swasta Amerika panen gede-gedean. Negara Amerika adalah negara swasta, heavy on private. Sementara, Cina adalah negara yang heavy on government.

Indonesia meniru Cina: apa-apa pemerintah yang memutuskan dan mengerjakan. Sisanya baru swasta. Itu pun kalau ada sisa. Dan Bossman Mardigu adalah heavy on private atau swasta. Yakni, SME (small medium enterprise) atau UKM (usaha kecil menengah). Dan anti kapitalis dan globalis. 
Pejabat globalis. Bossman swasta nasionalis. Tegang terus jadinya.
Previous Post
Next Post

0 comments: